Buta Warna

Sabtu, 28 September 2013 0 komentar
Buta warna merupakan kelainan berupa ketidakmampuan mata seseorang dalam membedakan warna. Buta warna dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah Dyschromatopsia yaitu kemampuan untuk melihat sebagian warna. Sedangkan istilah berikutnya adalah Achromatopsia, yaitu ketidakmampuan mata seseorang dalam melihat warna sama sekali. Pada umumnya buta warna merupakan sebuah cacat genetik yang merupakan bawaan semenjak ketika seseorang dilahirkan.
Penyebab Buta Warna
Kelainan buta warna bisa terjadi apa bila ada masalah pada sensor pigmen warna yang terdapat di dalam sel-sel saraf tertentu di mata, sel-sel saraf tadi disebut dengan cones (kerucut). Sel ini berada pada retina yang merupakan lapisan jaringan yang memiliki kepekaan terhadap cahaya dan terdapat di balik inner eye.

Gejala Buta Warna
Seseorang yang mengalami Achromatopsia tidak mampu membedakan warna. Beberapa orang yang memiliki kelainan Achromatopsia hanya dapat  melihat warna abu-abu. Seseorang dengan kondisi ini biasanya hanya dapat melihat dengan jarak pandang yang pendek, sensitif pada cahaya, dan memiliki gerakan mata yang cepat.
Kemudian, jenis  buta warna lainnya adalah Dyschromatopsia yang merupakan jenis buta warna yang lebih umum terjadi. Seseorang dengan kondisi ini biasanya dapat melihat dengan sangat baik. Hanya saja, penderita biasanya tidak bisa membedakan antara warna merah dan warna hijau. Dalam kasus yang jarang terjadi, penderita tidak bisa membedakan antara nuansa biru dan kuning. Sehingga banyak orang menderita kelainan ini tidak menyadari bahwa mereka memiliki kelainan buta warna.
Buta warna sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu trikromasi, dikromasi, dan monokromasi.

Trikomasi
Buta warna jenis trikomasi adalah perubahan sensitifitas warna dari satu jenis atau lebih sel kerucut. Jenis buta warna ini paling sering dialami dibandingkan jenis buta warna lainnya. Ada tiga macam trikomasi yaitu:
a. Protanomali yang merupakan kelemahan warna merah.
b. Deuteromali yaitu kelemahan warna hijau.
c. Tritanomali yaitu kelemahan warna biru.

Dikromasi
Dikromasi merupakan tidak adanya satu dari 3 jenis sel kerucut, tediri dari:
a. Protanopia yaitu tidak adanya sel kerucut warna merah sehingga kecerahan warna merah dan perpaduannya berkurang.
b. Deuteranopia yaitu tidak adanya sel kerucut yang peka terhadap hijau.
c. Tritanopia yaitu tidak adanya sel kerucut yang peka untuk warna biru.

Monokromasi
Sedangkan monokromasi ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya semua penglihatan warna, sehingga yang terlihat hanya putih dan hitam pada jenis tipikal dan sedikit warna pada jenis atipikal. Jenis buta warna ini prevalensinya sangat jarang.

Cara Mengobati/Mengatasi Buta Warna
Untuk buta warna tidak ada pengobatan khusus. Peralatan dan teknik adaptif bisa digunakan untuk memberikan isyarat kepada orang yang memiliki kelainan buta warna. Mengenakan kacamata lensa gelap kadang-kadang juga bisa membantu seseorang dengan Achromatopsia.Buta warna bukan berarti tidak bisa melihat sesuatu yang berwarna dalam artian semua warna, tetapi merupakan gangguan persepsi warna. Pada umumnya penderita penyakit ini kesulitan membedakan nuansa warna atau buta terhadap warna tertentu, yaitu nuansa warna hijau (deuteranomali) atau nuansa merah (protanomali). Ada juga kesulitan atau kebutaan terhadap warna biru dan buta warna total, tapi itu sangat jarang terjadi.
Buta warna merupakan penyakit keturunan. Mayoritas penderita buta warna adalah laki-laki, karena laki-laki hanya memiliki satu kromosom X sehingga tidak ada salinan cadangan yang bisa mengganti gen tersebut cacat. Seorang wanita harus memiliki cacat pada kedua-kromosom X agar menjadi buta warna merah atau hijau. Bila hal itu terjadi, anak laki-lakinya juga pasti buta warna, karena dia mewarisi kromosom X dari ibunya. Selain karena factor keturunan, bentuk buta warna yang ringan juga disebabkan oleh mutasi gen opsin pada kromosom X.
Kebanyakan penderita penyakit ini tidak menyadari bahwa dirinya buta warna. Hal ini karena mereka pada umumnya bukan tidak dapat melihat suatu warna, tetapi hanya kesulitan membedakan nuansanya. Biasanya mereka cenderung memilih atau menggunakan warna mencolok karena ketidakpekaan terhadap warna.
Di samping buta warna turunan sebagaimana diuraikan diatas, ada buta warna yang diakibatkan oleh penyakit tertentu. Misalnya buta warna akibat katarak dapat disembuhkan dengan mengoperasi kataraknya.. Demikian pula dengan buta warna akibat efek samping obat akan sembuh dengan menghentikan penggunaan obat tersebut. Akan tetapi untuk buta warna karena factor keturunan sampai saat ini, belum ditemukan cara untuk menyembuhkan. Ada beberapa cara untuk membantunya, yaitu:
a. Menggunakan kacamata lensa warna. Tujuannya, agar penderita dapat membedakan warna dengan lebih mudah. Cara ini terbuktif efektif pada beberapa penderita.
b. Menggunakan kacamata dengan lensa yang dapat mengurangi cahaya silau. Biasanya penderita buta warna dapat membedakan warna lebih jelas jika cahaya tidak terlalu terang atau menyilaukan.
c. Jika tidak dapat melihat warna sama sekali (buta warna total), penderita dianjurkan menggunakan kacamata lensa gelap dan mempunyai pelindung cahaya pada sisinya. Suasana lebih gelap diperlukan karena sel rod, yaitu sel yang hanya bisa membedakan warna hitam, putih, dan abu-abu, bekerja dengan lebih baik pada kondisi cahaya yang suram.

Sumber: http://kansazta.wordpress.com/2013/02/19/color-blind/

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 First Blood